Awas Bau Mulut
A
A
A
MASALAH bau mulut sering menjadi hambatan dalam pergaulan dan membuat minder. Untuk menghindarinya, sebaiknya jaga kesehatan mulut dan gigi mulai sekarang.
Bau mulut didefinisikan sebagai adanya bau tak sedap yang bermuara dari mulut dan bersumber dari mulut itu sendiri atau dari luar mulut, seperti dari hidung, sinus pharynx , paru-paru, dan lambung (gaster).
Penyebab bau mulut dibagi dua. Pertama, karena fisiologis yang berarti bau mulut pada orang yang sehat. Pada dasarnya seseorang akan mempunyai bau mulut sesuai dengan waktu timbulnya bau. Terutama bila tidak ada aktivitas oral lebih kurang dua jam, misalnya waktu bangun tidur, sebelum makan siang, dan sebelum makan malam.
Bau mulut juga ditemukan pada penderita yang menggunakan gigi palsu. Kurang baiknya desain atau material bahan tambal, mahkota tiruan, atau gigi palsu serta breket perawatan meratakan gigi (ortodontik) juga bisa menyebabkan bau mulut. Bau mulut juga bisa disebabkan lidah yang kotor (tongue coating ).
Penyebab bau mulut yang kedua adalah patologis, yaitu bau mulut karena adanya proses patologis di dalam tubuh. Bisa terjadi di dalam mulut, seperti penyakit gusi meradang, penyakit periodontal (jaringan penyangga gigi), infeksi rongga mulut, kanker mulut, calculus , gigi berlubang, dan lainnya. Bau mulut juga disebabkan berkurangnya air liur.
Padahal, air liur ini mengandung enzim untuk mencernakan serat dan glikoprotein yang melubrikasi makanan dan memproteksi mukosa mulut serta mengandung sistem imun untuk menghadang bakteri dan virus. Bakteri ini berasal dari sisa-sisa makanan yang tertinggal di mulut. Ketika produksi air liur menurun, tentu saja bakteri-bakteri tersebut makin lama mendekam di mulut sambil menebarkan bau tak sedap.
“Berkurangnya air liur berdampak pada meningkatnya koloni bakteri dalam mulut. Adanya produksi gas sulfur dari produk bakteri akan menimbulkan bau mulut,” kata Prof Dr drg Lindawati S Kusdhany Sp Pros(K), guru besar tetap Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) ketika dihubungi di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Lindawati, bau mulut akan diperparah dengan adanya gigi berlubang, gigi tiruan yang tidak terjaga kebersihannya, infeksi pada gusi, adanya karang gigi, serta lidah yang kotor. Jadi, bau mulut sejatinya tidak hanya berdampak dalam pergaulan, justru merupakan refleksi dari keadaan kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan tubuh secara umumnya. Untuk menghindarinya, banyak orang yang memilih cara mudah. Salah satunya dengan cara mengonsumsi obat kumur.
Padahal, penggunaan obat kumur tersebut belum tentu tepat. Menurut drg Edwin Zakaria dari Klinik Prodentist Dental Care, obat kumur ternyata tidak begitu disarankan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasalnya, obat kumur yang beredar di pasaran kerap mengandung alkohol.
“Kalau menggunakan obat kumur itu tidak terlalu disarankan karena kebanyakan yang beredar di masyarakat mengandung alkohol,” katanya seperti dikutip Okezone . drg Edwin menjelaskan, di dalam mulut terdapat flora yang terdiri atas bakteri jahat dan baik. Bila kita menggunakan obat kumur beralkohol, semua bakteri yang terdapat di dalam mulut akan mati. Padahal, bakteri baik seharusnya tetap ada di dalam mulut.
“Jadi, bakteri baik yang seharusnya ada di dalam mulut akan ikut mati juga sehingga bisa timbul jamur dan pada akhirnya bisa menimbulkan bau mulut,” ujarnya. Bakteri baik di dalam mulut berperan menjaga keseimbangan pH atau keasamannya. Bila pH di dalam mulut seimbang, mulut menjadi tidak terlalu cepat kering.
Rendra hanggara
Bau mulut didefinisikan sebagai adanya bau tak sedap yang bermuara dari mulut dan bersumber dari mulut itu sendiri atau dari luar mulut, seperti dari hidung, sinus pharynx , paru-paru, dan lambung (gaster).
Penyebab bau mulut dibagi dua. Pertama, karena fisiologis yang berarti bau mulut pada orang yang sehat. Pada dasarnya seseorang akan mempunyai bau mulut sesuai dengan waktu timbulnya bau. Terutama bila tidak ada aktivitas oral lebih kurang dua jam, misalnya waktu bangun tidur, sebelum makan siang, dan sebelum makan malam.
Bau mulut juga ditemukan pada penderita yang menggunakan gigi palsu. Kurang baiknya desain atau material bahan tambal, mahkota tiruan, atau gigi palsu serta breket perawatan meratakan gigi (ortodontik) juga bisa menyebabkan bau mulut. Bau mulut juga bisa disebabkan lidah yang kotor (tongue coating ).
Penyebab bau mulut yang kedua adalah patologis, yaitu bau mulut karena adanya proses patologis di dalam tubuh. Bisa terjadi di dalam mulut, seperti penyakit gusi meradang, penyakit periodontal (jaringan penyangga gigi), infeksi rongga mulut, kanker mulut, calculus , gigi berlubang, dan lainnya. Bau mulut juga disebabkan berkurangnya air liur.
Padahal, air liur ini mengandung enzim untuk mencernakan serat dan glikoprotein yang melubrikasi makanan dan memproteksi mukosa mulut serta mengandung sistem imun untuk menghadang bakteri dan virus. Bakteri ini berasal dari sisa-sisa makanan yang tertinggal di mulut. Ketika produksi air liur menurun, tentu saja bakteri-bakteri tersebut makin lama mendekam di mulut sambil menebarkan bau tak sedap.
“Berkurangnya air liur berdampak pada meningkatnya koloni bakteri dalam mulut. Adanya produksi gas sulfur dari produk bakteri akan menimbulkan bau mulut,” kata Prof Dr drg Lindawati S Kusdhany Sp Pros(K), guru besar tetap Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) ketika dihubungi di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Lindawati, bau mulut akan diperparah dengan adanya gigi berlubang, gigi tiruan yang tidak terjaga kebersihannya, infeksi pada gusi, adanya karang gigi, serta lidah yang kotor. Jadi, bau mulut sejatinya tidak hanya berdampak dalam pergaulan, justru merupakan refleksi dari keadaan kesehatan gigi dan mulut serta kesehatan tubuh secara umumnya. Untuk menghindarinya, banyak orang yang memilih cara mudah. Salah satunya dengan cara mengonsumsi obat kumur.
Padahal, penggunaan obat kumur tersebut belum tentu tepat. Menurut drg Edwin Zakaria dari Klinik Prodentist Dental Care, obat kumur ternyata tidak begitu disarankan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasalnya, obat kumur yang beredar di pasaran kerap mengandung alkohol.
“Kalau menggunakan obat kumur itu tidak terlalu disarankan karena kebanyakan yang beredar di masyarakat mengandung alkohol,” katanya seperti dikutip Okezone . drg Edwin menjelaskan, di dalam mulut terdapat flora yang terdiri atas bakteri jahat dan baik. Bila kita menggunakan obat kumur beralkohol, semua bakteri yang terdapat di dalam mulut akan mati. Padahal, bakteri baik seharusnya tetap ada di dalam mulut.
“Jadi, bakteri baik yang seharusnya ada di dalam mulut akan ikut mati juga sehingga bisa timbul jamur dan pada akhirnya bisa menimbulkan bau mulut,” ujarnya. Bakteri baik di dalam mulut berperan menjaga keseimbangan pH atau keasamannya. Bila pH di dalam mulut seimbang, mulut menjadi tidak terlalu cepat kering.
Rendra hanggara
(ars)